EVALUASI DAN PEMANTAUAN KEGIATAN PENGGUNAAN
ARANG KOMPOS BIOAKTIF DI KABUPATEN GARUT
Oleh :
Gusmailina
ABSTRAK
Kabupaten Garut merupakan salah satu
daerah yang telah menerapkan teknologi pembuatan arang kompos bioaktif, berawal dari kegiatan Gelar Teknologi pada
tahun 2003 oleh Pusat Litbang Hasil Hutan Bogor, bekerja sama dengan Dinas
Kehutanan Kabupaten Garut. Sampai
sekarang kegiatan pembuatan arang kompos bioaktif masih berlangsung untuk menunjang program gerhan dan budidaya organik sayuran. Dalam upaya pengembangan produksi arang
kompos bioaktif serta untuk menjaga mutu produk, maka pada Desember 2007 telah
dilakukan pelatihan peningkatan mutu produksi arang kompos bioaktif di
Kabupaten Garut selama dua hari sesuai dengan petunjuk teknis yang benar. Perkembangan kondisi terakhir menunjukkan
bahwa terdapat 12 kelompok tani binaan Dinas Kehutanan yang terlibat
dalam kegiatan produksi arang kompos bioaktif, namun baru 7 kelompok yang aktif
sebagai produsen yang dikoordinasi oleh LSM Gepak, merupakan LSM yang bertugas sebagai
pendamping pada pelaksanaan gerhan sejak tahun 2004.
Tulisan ini menyajikan hasil
evaluasi tentang sejauh mana implementasi dan manfaat teknologi arang kompos
bioaktif yang telah diaplikasikan khususnya di Kabupaten Garut. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa
teknologi arang kompos bioaktif telah berhasil dan sukses diadopsi oleh
masyarakat. Keberhasilan Kabupaten Garut dalam menyerap dan menerapkan
teknologi arang kompos bioaktif ini dapat dijadikan tolok ukur dan contoh untuk
diterapkan pada daerah lainnya.
Keberhasilan ini tentunya didukung oleh Dinas Kehutanan Kabupaten Garut
dan LSM Gepak.
Kata kunci :
evaluasi, arang kompos bioaktif, Kabupaten Garut
EVALUATION AND
MONITORING ON THE APPLICATION OF BIOACTIVE COMPOST CHARCOAL TECHNOLOGY IN GARUT
DISTRICT
ABSTRACT SHEET
This article presents results of evaluation on how far the benefit and implementation of bioactive charcoal compost technology was gained as applied in Garut district. The activity in producing bioactive charcoal compost so far until the present still take place in Garut district to support the National greening program which has started since 2003-2004. The evaluation results indicate that the bioactive compost charcoal technology have been successfully adopted by the society. Such success in Garut district in absorbing and applying the technology can be put to use as an assessing scrutiny and example for other districts. This success should gain supports by the Garut districts Forestry Service and Gepak’s community guiding organization .
Key words : evaluation, bioactive charcoal compost, Garut
district
LEMBAR ABSTRAK
Tulisan ini menyajikan hasil
evaluasi tentang sejauh mana implementasi dan manfaat teknologi arang kompos
bioaktif yang telah diaplikasikan khususnya di Kabupaten Garut. Kabupaten Garut merupakan salah satu daerah
yang telah menerapkan teknologi pembuatan arang kompos bioaktif. Sampai
sekarang kegiatan tersebut masih berlangsung untuk
menunjang program gerhan dan budidaya organik sayuran. Hasil yang
diperoleh menunjukkan bahwa teknologi arang kompos bioaktif telah berhasil dan
sukses diadopsi oleh masyarakat. Keberhasilan Kabupaten Garut dalam menyerap
dan menerapkan teknologi arang kompos bioaktif ini dapat dijadikan tolok ukur
dan contoh untuk diterapkan pada daerah lainnya. Keberhasilan ini tentunya didukung oleh Dinas
Kehutanan Kabupaten Garut dan LSM Gepak.
Kata kunci :
evaluasi, arang kompos bioaktif, Kabupaten Garut
I. PENDAHULUAN
Kabupaten Garut merupakan salah satu
daerah yang menerapkan teknologi pembuatan arang kompos bioaktif, berawal dari Gelar Teknologi Pusat Penelitian
dan Pengembangan Hasil Hutan, Bogor Tahun 2003 bekerja sama dengan Dinas
Kehutanan Kabupaten Garut. Sampai sekarang pembuatan arang kompos bioaktif masih
berlangsung untuk menunjang program gerhan yang
dimulai Tahun 2003-2004. Kegiatannya dikoordinasikan Dinas Kehutanan bekerja
sama dengan Koperasi Lestari Dishut Kabupaten Garut. Produksi arang kompos bioaktif untuk tujuan
komersial, perlu penyeragaman teknik pembuatan dan mutu produk yang dihasilkan
supaya dapat diproduksi oleh berbagai kelompok masyarakat. Keseragaman mutu ini
perlu dijaga agar menjamin kelangsungan dan kepercayaan pengguna. Pada bulan Desember 2007 dilakukan pelatihan
peningkatan kualitas produksi arang kompos bioaktif di Kabupaten Garut selama dua
hari atas kerjasama Dinas Kehutanan dengan Kopkar Gepak Wira Satria
Sejati. Pelatihan ditekankan kepada
petunjuk teknis pembuatan arang kompos bioaktif yang dapat memenuhi standar
yang disyaratkan.
Tulisan ini menyajikan hasil evaluasi
tentang sejauh mana implementasi dan manfaat teknologi arang kompos bioaktif
yang telah diterapkan khususnya di Kabupaten Garut sehingga diharapkan dapat dijadikan tolok ukur
dan contoh untuk diterapkan pada daerah-daerah lainnya.
II.
KONDISI TERKINI
Pada bulan
Maret 2008 terdapat 12 kelompok tani binaan Dinas Kehutanan yang terlibat dalam
kegiatan produksi arang kompos bioaktif, namun baru tujuh kelompok yang aktif
sebagai produsen. Kelompok tersebut dikoordinasikan
oleh LSM Gepak sebagai pendamping pada pelaksanaan Gerhan sejak tahun
2004. LSM Gepak bekerjasama dengan Dinas
Kehutanan, telah melakukan pelatihan
pembuatan arang kompos bioaktif dengan peserta 23 Danramil dan Babinsa wilayah
Kabupaten Garut.
Menurut
Kepala Dinas Kehutanan di Kabupaten Garut Tahun 2007 terdapat sekitar 7500 ha yang disediakan untuk lahan
Gerhan. Lahan Gerhan yang sudah menggunakan arang kompos bioaktif seluas 50 %
sebanyak 1.000 ton sesuai kemampuan produksi saat ini. Pada Tahun 2008 arang kompos bioaktif akan ditingkatkan
produksinya menjadi 10.000 ton sehingga dapat mensuplai seluruh lahan Gerhan. Teknologi arang kompos sangat dirasakan manfaatnya dalam Gerhan dan dipromosikan
untuk digunakan dalam rehabilitasi lahan Pertamina. Arang kompos bioaktif dilanjutkan menjadi trademark Kabupaten. Garut dengan
mewajibkan semua budidaya tanaman pertanian, perkebunan dan kehutanan
menggunakannya.
Gambar 1. Penggunaan arang kompos bioaktif pada lahan
Gerhan di Kabupaten Garut.
Untuk
mendukung peningkatan produksi arang kompos bioaktif ini, LSM Gepak dan Dinas
Kehutanan berharap dapat memproduksi bioaktivator sendiri, namun dengan
teknologi yang lebih sederhana.
III.
PENGGUNAAN ARANG KOMPOS BIOAKTIF PADA TANAMAN
Menurut Kepala Dinas Kehutanan Kabupaten Garut
penggunaan arang kompos bioaktif di persemaian dan di lapangan nyata hasilnya
yang ditunjukkan oleh pertumbuhan tinggi dan diameter tanaman. Bukti lain pada
tanaman hias di lingkungan kantor di mana pertumbuhan bougenville menjadi lebih baik setelah menggunakan arang kompos
bioaktif.
Hasil peninjauan ke lapangan menunjukkan bahwa penggunaan arang kompos bioaktif pada tanaman kol di
Cibeureum sangat baik. Ini ditunjukkan oleh kol yang lebih besar dan padat
dengan kisaran berat 3-5 kg/buah (Gambar2), biasanya tanpa arang kompos hanya 2
kg/buah.
Gambar 2. Penggunaan arang kompos bioaktif pada tanaman
kol
Pada tanaman hias (bunga ros/mawar
dan algebra) juga sangat bagus (Gambar 3). Efek yang ditunjukkan adalah warna
bunga dan daun lebih cerah, tajam dan tidak mudah gugur. Jika dibiarkan kering kelopak bunga tidak
rontok.
Gambar 3.
Penggunaan arang kompos bioaktif pada tanaman bunga, warna bunga lebih
cerah, tajam dan tidak mudah rontok
Kelompok Baru Rangga pada
Tahun 2004 menanam suren dengan menggunakan arang kompos bioaktif hasilnya menunjukkan
bahwa tinggi rata-rata tanaman suren dengan arang kompos bioaktif mencapai 6 m
dengan diameter 15-20 cm, sedangkan yang tidak memakai arang kompos bioaktif
hanya 3 m. Pola tanam yang digunakan
tumpang sari dengan tanaman pepaya di pinggir, di tengah jagung, kopi, pisang,
dengan konsep penghasilan bulanan dan tahunan.
Pada tembakau yang menggunakan
arang kompos bioaktif menurut salah seorang anggota kelompok produsen arang
kompos bioaktif, dari tiga pohon menghasilkan daun rajangan seberat 7,5 ons,
sedangkan yang tidak menggunakan arang kompos bioaktif hanya seberat 3
ons. Pada Tabel 1 dapat dilihat
perbandingan penggunaan arang kompos bioaktif dan tanpa penggunaan arang kompos
bioaktif pada tanaman tembakau. Pada
Tabel 1 dapat diketahui bahwa penggunaan pupuk dengan arang kompos bioaktif
lebih efisien, hanya 24 karung. Sedangkan
tembakau yg ditanam memakai pupuk yang bukan arang kompos bioaktif lebih banyak
yaitu 40 karung.
Tabel 1. Perbandingan penggunaan arang kompos bioaktif
dan tanpa arang kompos bioaktif pada tanaman tembakau
No
|
Parameter
|
Pakai arang kompos bioaktif
|
Tanpa arang kompos bioaktif
|
1
|
Lebar daun
|
60 x 80 cm
|
20 – 30 cm
|
2
|
Berat daun rajangan
|
7,5 ons/3 pohon
|
3 ons/3 pohon
|
3
|
Pengeringan daun
|
3-4 hari
|
Sampai 30 hari
|
4
|
Aroma daun
|
Lebih tajam
|
Biasa/kurang tajam
|
5
|
Penggunaan pupuk
|
24 karung
|
40 karung pakai pupuk biasa
|
IV.
MUTU ARANG
KOMPOS BIOAKTIF PRODUKSI GARUT.
Mutu arang kompos bioaktif
yang diproduksi oleh beberapa kelompok yang dikoordinasikan LSM Gepak dan
perbandingannya tercantum dalam Tabel 2.
Hasil analisis menunjukkan bahwa kandungannya bervariasi tergantung
kepada bahan baku yang digunakan. Bahan
baku yang sering digunakan berupa serbuk gergaji, arang serbuk gergaji, kotoran
ternak, limbah sayuran/pertanian, dengan perbandingan yang bervariasi. Produk yang
dihasilkan 80 % diserap oleh kegiatan Gerhan Tahun 2008. Sisanya dipakai sendiri oleh anggota kelompok
untuk budidaya, dijual ke pedagang atau pemesan khusus dari Bekasi, Lampung,
Bogor dan Cianjur. Hasil analisis unsur hara makro yang dikandungnya berupa C organik = 30-35 %, N total = 1,4 – 1,8 %, P
total = 0,3 – 1,2 %, K = 0,5 – 1,0 5, Ca = 1,0 – 1,2 %, dan Mg = 0,4 – 1 % (Gambar 4).
Pada Tabel 2, dapat dilihat
bahwa mutu arang kompos bioaktif produksi Garut termasuk sedang sampai tinggi
dibandingkan dengan pedoman pengharkatan hara kompos, serta memenuhi
persyaratan SNI 19-7030-2004 (Anonim, 2004).
Produk ini layak dikembangkan dan dipasarkan secara nasional, namun
sebelum menembus pasar resmi sebaiknya didaftarkan terlebih dahulu ke
Departemen Pertanian agar produk diakui secara resmi.
Tabel 2.
Perbandingan kualitas arang kompos bioaktif Garut dengan standar yang diakui
Parameter
|
Hasil analisis arang kompos
produksi Garut
|
PPHK *
|
SNI **
|
|||
rendah
|
sedang
|
tinggi
|
Min
|
Max
|
||
pH
(1 : 1)
Moisture
content, %
C
organik, %
N
total, %
C/N
ratio
P2O5
total, %
CaO
total, %
MgO
total, %
K2O
total, %
|
7.25 – 7,30
29,98
30 - 35
1,4 – 1,8
19 - 20
0,3 – 1,2
1,0 – 1,2
0,4 - 1
0,5 – 1,05
|
6.60
24.90
14.50
0.60
<10 span="">10>
0.30
2.70
0.30
0.20
|
7.30
35.90
19.60
1.10
10~20
0.90
4.90
0.70
0.60
|
8.20
52.60
27.10
2.10
>20
1.80
6.20
1.60
1.40
|
6.8
-
9.8
0.4
10
0.1
-
-
0.20
|
7.49
50
32
-
20
-
-
-
*
|
Keterangan : *) PPHK (Anonim,
2000); **) Anonim (2004)
Gambar 4.
Arang kompos bioaktif produksi Garut memenuhi persyaratan SNI, layak
dikembangkan dan dipasarkan secara nasional
Arang kompos bioaktif dengan
nisbah C/N antara 19-20 mempunyai unsur
hara yang langsung dimanfaatkan bagi tanaman, karena sudah matang. Ini dapat
dibuktikan dengan respon tanaman yang cepat.
Berbeda dengan kompos/pupuk organik yang belum sempurna membutuhkan
waktu dan bantuan mikroorganisme di dalam tanah untuk membantu merubah hara
yang sudah diserap tanaman. Sebagai
contoh nitrogen organik dalam tanah diubah menjadi senyawa amonium oleh bakteri
amonifikasi dan diubah menjadi nitrat oleh bakteri nitrifikasi yang dapat
dimanfaatkan oleh tanaman (Hansen, et al.,
1994).
Beberapa praktisi mengemukakan
bahwa kompos yang baik mengandung unsur hara makro Niotrogen besar dari 1,5 % , P2O5 besar atau
sama dengan 1 % dan K2O besar
atau sama dengan 1,5 % (Karama, et al., 1990). Nisbah C/N antara 15-20 , di atas atau di bawah itu
kurang baik. Unsur lain yang dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah sedikit
diantaranya Cl, Bo, Mo, Zn, Cu, Mn dan S.
Untuk kepentingan bisnis, pupuk kompos yang dihasilkan harus mempunyai
kualitas yang tetap dan supply yang berkesinambungan. Berdasarkan kriteria tersebut, arang kompos bioaktif
yang dihasilkan sudah termasuk baik dan selama lima tahun belakangan diproduksi
secara berkesinambungan. Kandungan hara arang kompos bioaktif mempunyai fungsi,
khasiat serta berpengaruh terhadap perkembangan
dan pertumbuhan tanaman, seperti pada Tabel 3.
Tabel 3. Fungsi dan Khasiat beberapa
unsur hara bagi tanaman
No
|
Unsur
|
Fungsi dan
khasiat
|
1
|
Karbon (C)
|
Penting sebagai pembangun bahan organik karena
sebagian besar bahan kering tanaman terdiri dari bahan organik, diambil
tanaman berupa C02.
|
2
|
Nitrogen (N)
|
·
Diperlukan untuk pembentukan atau pertumbuhan bagian
vegetatif tanaman, seperti daun,
batang dan akar.
·
Berperan penting dalam hal pembentukan hijau daun yang
berguna sekali dalam proses fotosintesis.
·
Membentuk protein, lemak dan berbagai persenyawaan
organik.
·
Meningkatkan mutu tanaman penghasil daun-daunan.
·
Meningkatkan perkembangbiakan mikro-organisme di dalam
tanah.
|
3
|
Fosfor (P)
|
· Diambil/diserap oleh
tanaman dalam bentuk : H2PO4- HPO4–
· Secara umum, fungsi dari
Fosfor (P) dalam tanaman sebagai berikut :
Merangsang pertumbuhan akar, khususnya akar benih/tanaman muda.
·
Mempercepat serta memperkuat pertumbuhan tanaman muda
menjadi tanaman dewasa dan menaikkan prosentase bunga menjadi buah/biji.
·
Membantu asimilasi dan pernafasan sekaligus mempercepat
pembungaan dan
pemasakan
buah, biji atau gabah.
·
Sebagai bahan mentah untuk pembentukan sejumlah protein
tertentu.
|
4
|
Kalium (K)
|
diserap tanaman dalam bentuk : K+.
Fungsi Kalium bagi tanaman adalah :
· Membantu pembentukan
protein dan karbohidrat.
· Berperan memperkuat
tubuh tanaman, mengeraskan jerami dan bagian kayu tanaman, agar daun, bunga dan buah tidak
mudah gugur.
· Meningkatkan daya tahan
tanaman terhadap kekeringan dan penyakit.
·
Meningkatkan mutu dari biji/buah.
|
5
|
Kalsium (Ca)
|
· Diserap oleh tanaman
dalam bentuk: Ca++. Fungsi kalsium adalah:
· Merangsang pembentukan
bulu-bulu akar
· Berperan dalam pembuatan
protein atau bagian yang aktif dari tanaman
· Memperkeras batang
tanaman dan sekaligus merangsang pembentukan biji
· Menetralisir asam-asam
organik yang dihasilkan pada saat metabolisme
Kalsium
yang terdapat dalam batang dan daun dapat menetralisirkan senyawa atau suasana
keasaman tanah
|
6
|
Magnesium (Mg)
|
· diserap oleh tanaman
dalam bentuk: Mg++. Fungsi magnesium
ialah:
Magnesium merupakan bagian tanaman dari klor
· Merupakan salah satu
bagian enzim yang disebut Organic pyrophosphatse dan Carboxy peptisida
Berperan dalam
pembentukan buah
|
7
|
Belerang (Sulfur = S)
|
Diserap oleh tanaman dalam bentuk: SO4-. Fungsi belerang ialah:
· Berperan dalam
pembentukan bintil-bintil akar
· Merupakan unsur yang
penting dalam beberapa jenis protein dalam bentuk cystein, methionin serta
thiamine
· Membantu pertumbuhan
anakan produktif
· Merupakan bagian penting
pada tanaman-tanaman penghasil minyak, sayuran seperti cabai, kubis dan
lain-lain
· Membantu pembentukan butir hijau daun
|
8
|
Besi (Fe)
|
Diserap oleh tanaman dalam
bentuk: Fe++. Fungsi unsur hara besi
(Fe) ialah:
· Zat besi penting bagi
pembentukan hijau daun (klorofil)
· Berperan penting dalam
pembentukan karbohidrat, lemak dan protein
· Zat besi terdapat dalam
enzim Catalase, Peroksidase, Prinodic hidroginase dan Cytohrom oxidase
|
9
|
Mangan (Mn)
|
Diserap oleh tanaman dalam
bentuk: Mn++. Fungsi unsur hara Mangan
(Mn) bagi tanaman ialah:
· Diperlukan oleh tanaman
untuk pembentukan protein dan vitamin terutama vitamin C
· Berperan penting dalam
mempertahankan kondisi hijau daun pada daun yang tua
· Berperan sebagai enzim
feroksidase dan sebagai aktifator macam-macam enzim
· Berperan sebagai
komponen penting untuk lancarnya proses asimilasi
|
10
|
Tembaga (Cu)
|
· Diambil/diserap oleh
tanaman dalam bentuk: Cu++ Fungsi
unsur hara Tembaga (Cu) bagi tanaman ialah:
· Diperlukan dalam
pembentukan enzim seperti: Ascorbic acid oxydase, Lacosa, Butirid Coenzim A.
dehidrosenam
· Berperan penting dalam
pembentukan hijau daun (khlorofil)
|
11
|
Seng (Zincum = Zn)
|
Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk: Zn++ Fungsi unsur hara Seng (Zn) bagi tanaman
ialah:
· Dalam jumlah yang sangat
sedikit dapat berperan dalam mendorong perkembangan pertumbuhan
· Diperkirakan
persenyawaan Zn berfungsi dalam pembentukan hormon tumbuh (auxin) dan penting
bagi keseimbangan fisiologis
· Berperan dalam pertumbuhan
vegetatif dan pertumbuhan biji/buah
|
12
|
Molibdenum (Mo)
|
Diserap oleh tanaman dalam bentuk: Mo O4- . Fungsi
unsur hara Molibdenum (Mo) bagi tanaman ialah:
· Berperan dalam mengikat
(fiksasi) N oleh mikroba pada leguminosa
· Sebagai katalisator
dalam mereduksi N
· Berguna bagi tanaman
jeruk dan sayuran
· Molibdenum dalam tanah
terdapat dalam bentuk Mo S2
|
13
|
Boron (Bo)
|
Diserap oleh tanaman dalam bentuk: Bo O3 . Fungsi unsur hara Boron (Bo) bagi tanaman
ialah:
· Bertugas sebagai
transportasi karbohidrat dalam tubuh tanaman
· Meningkatkan mutu tanaman sayuran dan
buah-buahan
· Berperan dalam
pembentukan/pembiakan sel terutama dalam titik tumbuh pucuk, juga dalam
pembentukan tepung sari, bunga dan akar
· Boron berhubungan erat
dengan metabolisme Kalium (K) dan Kalsium (Ca)
· Unsur hara Bo dapat
memperbanyak cabang-cabang nodule untuk memberikan banyak bakteri dan
mencegah bakteri parasit
|
Sumber : Bolton,
Elliott, Papendick and Bezdicek.1985
Pembuatan arang kompos
bioaktif di Kabupaten Garut menggunakan bahan baku utama limbah pertanian,
berupa sisa panen dari tanaman sayuran yang tertinggal atau dibuang yang
dicampur dengan kotoran hewan/ternak serta serbuk gergaji dan arang serbuk
gergaji. Bahan baku utama arang kompos bioaktif juga dapat memanfaatkan limbah
organik pasar, sehingga keuntungan yang diperoleh akan lebih meningkat, karena
selain diperoleh produk arang kompos bioaktif, juga membantu mengatasi masalah
sampah perkotaan. Pemerintah kota dan pengelola dalam hal ini adalah LSM Gepak
di bawah koordinasi Dinas Kehutanan, akan memperoleh tambahan penghasilan. Sebagai
contoh jika dalam sehari ada 5.000 ton sampah, diantaranya tersedia 3.500 ton
sampah organik yang siap dikonversi menjadi arang kompos bioaktif, lalu dengan
asumsi 1 kg sampah organik bisa menghasilkan 0,6 kg arang kompos, maka dalam
sehari bisa dihasilkan 2.100 ton arang kompos bioaktif. Dalam sebulan tersedia
63.000 ton arang kompos bioaktif. Jika tiap kg arang kompos bioaktif dijual
dengan harga minimal Rp 200,- maka
pendapatan kotor per bulannya mencapai 12,6 miliar sedangkan pendapatn bersih/net
income bisa mencapai Rp 6,3 miliar. Oleh sebab itu, pabrik arang kompos
bioaktif sudah layak didirikan di
Kabupaten Garut.
V. PENUTUP
Penggunaan arang kompos bioaktif
pada beberapa jenis tanaman yang dilakukan oleh masyarakat di Kabupaten Garut
sangat memuaskan, baik pada tanaman sayuran, tanaman hias maupun pada tanaman
kehutanan. Evaluasi dan pemantauan kegiatan penggunaan dan produksi arang kompos
bioaktif telah berhasil diadopsi oleh masyarakat. Keberhasilan ini dapat
dijadikan tolok ukur dan contoh untuk diterapkan di daerah lain.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2000. Pedoman
Pengharkatan Hara Kompos. BIOTROP. Bogor.
Anonim. 2004.
Spesifikasi Kompos dari Sampah Organik Domestik. SNI 19-7030-2004. Badan Standarisasi Nasional [BSN]. Jakarta.
Adiningsih, J.S. (2000). Peranan bahan
organik tanah dalam sistem usaha tani konservasi. Yayasan Penelitian Pertanian
Indonesia/Kantor KIAT bekerja sama dengan Pusat Penelitian dan Pengembangan
Peternakan dan Proyek Pembinaan Kelembagaan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian.
Bolton, H. Jr., L. F. Elliott, R. I. Papendick and D. F.
Bezdicek. 1985. Soil Microbial Biomass and
Selected Soil Enzyme Activities: Effect of Fertilization and Cropping
Practices. Soil Biology and Biochemical
17: 297-302.
Hansen, P. Ott, S and H. Vogtman.
1994. Nitrats in relation to composting
use of farmyard manures. The 4th International conf. of the IFOAM, Cambridge.
Karama, A.S., A. Rasyid Marzuki, dan
Ibrahim Manwan. 1990. Penggunaan Pupuk Organik pada Tanaman Pangan. Prosiding Lokakarya Nasional Efisiensi
Penggunaan Pupuk V. Pusat Penelitian Tanah
dan Agroklimat, Cisarua. Bogor.
Lin, C. F.,
T. S. L. Wang, A. H. Chang and C. Y. Cheng. 1973. Effects of Some Long Term
Fertilizer Treatments on the Chemical
Properties of Soil and Yield of Rice. Journal of Taiwan Agricultural Research 22: 241-292.
mau yang asik ? adu ayam
BalasHapus