Jepang Simpan CO2 Dalam Tanah
Sumber: AFP Tuesday, 03 November 2009
Green Radio 89,2 FM. The Eco-life style of jakarta
Ilmuan Jepang akan menyimpan emisi CO2 dari pembangkit
listrik tenaga batu bara di dalam tanah. Teknologi yang diberi nama
carbon capture and storage (CCS) ini akan diuji coba di pembangkit listrik
Mikawa, di selatan Fukuoka.
Perusahaan Toshiba Corp. dipilih untuk mengembangkan teknologi
ini. Diharapkan cara ini bisa menjadi pelengkap dari upaya mengurangi emisi
karbon industri yang menyebabkan pemanasan global.
Kensuke Suzuki, seorang insinyur Toshiba, mengatakan
pemanfaatan energi matahari saja tidak cukup untuk mengatasi pemanasan global.
Selain itu tidak mudah bagi suatu negara mengubah pembangkit listrik dari
batu bara ke tenaga nuklir. Ia menambahkan, perlu dicari cara yang seimbang
untuk mengurangi emisi karbon.
Kensuke Suzuki mengatakan, dengan masih meluasnya
penggunaaan batu bara terutama di Cina dan India, dia yakin cara penyimpanan
karbon di dalam tanah bisa membantu memerangi perubahan iklim.
“CCS adalah satu-satunya teknologi yang bisa mengurangi
emisi karbon dalam skala besar,” kata Shigeo Murai, kepala peneliti Institut
Riset Inovasi Teknologi Jepang.
“Disaat yang bersamaan teknologi ini tidak bisa mengurangi
seluruh emisi jika tidak dibantu oleh tenaga matahari dan angin.”
Bulan lalu Toshiba selesai membangun alat penangkap CO2
yang mampu menampung 10 ton CO2 hasil pembakaran batu bara untuk pembangkit
listrik. Gas itu di masukkan ke dalam sebuah alat untuk diubah menjadi cairan
yang tidak berbahaya. Cairan inilah yang nantinya akan ditanam ke dalam tanah.
Meskipun masih perlu banyak perbaikan, alat ini rencananya
akan dibangun di Amerika Utara, Eropa dan Afrika Utara.
Namun sejumlah aktivis lingkungan memperingatkan
kemungkinan bocornya alat itu, sementara ahli geologi khawatir CO2 yang dibuang
ke dalam tanah bisa muncul kembali ke permukaan atau memicu gempa kecil saat
gas itu masukkan ke tanah.
“Stomagen” Perkuat Daya Serap Karbon Pada Daun
Ilmuwan Jepang menemukan cara membuat daun tanaman menyerap
lebih banyak karbon dioksida. Temuan ini diharapkan bisa mengurangi dampak
pemanasan global dan meningkatkan produksi pangan dunia.
Tim dari Universitas Kyoto berhasil menemukan biji-bijian
yang mengandung protein yang bisa meningkatkan kemampuan pori-pori daun
menghirup CO2 dan melepaskan oksigen, kata Kelapa Riset Ikuko Hara-Nishimura.
Efek lainnya adalah meningkatnya proses fosintesis yang
bisa membantu peningkatan produksi pangan dan bahan dasar untuk biofuel.
Para ilmuwan ini melakukan
eksperimen pada daun tanaman Arabidopsis yang punya umur hidup hanya dua bulan.
Mereka menemukan jumlah pori-pori tanaman itu bertambah setelah mereka
menambahkan protein yang diberi nama Stomagen. Jumlah pori itu bertambah empat kali lipat dibanding
tanaman yang tidak mendapat perawatan.
Idealnya pertumbuhan pori
hanya dua atau tiga kali lipat, bergantung pada fungsi sel lain yang ada di
tumbuhan, kata Hara-Nishimura.
Stomagen sangat mudah dibuat tapi memerlukan biaya yang
cukup besar, untuk itu tim tengah berusaha agar produksinya bisa lebih murah.
Cara lainnya, kata Hara-Nishimura, adalah melakukan rekayasa genetik pada
tanaman agar bisa menghasilkan banyak pori-pori daun.
mau yang asik ? adu ayam
BalasHapus