Senin, 07 Maret 2016

Jepang Simpan CO2 Dalam Tanah



Jepang Simpan CO2 Dalam Tanah  

Sumber: AFP Tuesday, 03 November 2009

 

Green Radio 89,2 FM.  The Eco-life style of jakarta

Ilmuan Jepang akan menyimpan emisi CO2 dari pembangkit listrik tenaga  batu bara di dalam tanah. Teknologi yang diberi nama carbon capture and storage (CCS) ini akan diuji coba di pembangkit listrik Mikawa, di selatan Fukuoka.
Perusahaan Toshiba Corp. dipilih untuk mengembangkan teknologi ini. Diharapkan cara ini bisa menjadi pelengkap dari upaya mengurangi emisi karbon industri yang menyebabkan pemanasan global.
Kensuke Suzuki, seorang insinyur Toshiba, mengatakan pemanfaatan energi matahari saja tidak cukup untuk mengatasi pemanasan global. Selain itu tidak mudah bagi suatu negara mengubah pembangkit listrik  dari batu bara ke tenaga nuklir. Ia menambahkan, perlu dicari cara yang seimbang untuk mengurangi emisi karbon.
Kensuke Suzuki mengatakan,  dengan masih meluasnya penggunaaan batu bara terutama di Cina dan India, dia yakin cara penyimpanan karbon di dalam tanah bisa membantu memerangi perubahan iklim.
“CCS adalah satu-satunya teknologi yang bisa mengurangi emisi karbon dalam skala besar,” kata Shigeo Murai, kepala peneliti Institut Riset Inovasi Teknologi Jepang.
“Disaat yang bersamaan teknologi ini tidak bisa mengurangi seluruh emisi jika tidak dibantu oleh tenaga matahari dan angin.”
Bulan lalu Toshiba selesai membangun alat penangkap CO2 yang mampu menampung 10 ton CO2 hasil pembakaran batu bara untuk pembangkit listrik. Gas itu di masukkan ke dalam sebuah alat untuk diubah menjadi cairan yang tidak berbahaya. Cairan inilah yang nantinya akan ditanam ke dalam tanah.
Meskipun masih perlu banyak perbaikan, alat ini rencananya akan dibangun di Amerika Utara, Eropa dan Afrika Utara.
Namun sejumlah aktivis  lingkungan memperingatkan kemungkinan bocornya alat itu, sementara ahli geologi khawatir CO2 yang dibuang ke dalam tanah bisa muncul kembali ke permukaan atau memicu gempa kecil saat gas itu masukkan ke tanah.

“Stomagen” Perkuat Daya Serap Karbon Pada Daun

Ilmuwan Jepang menemukan cara membuat daun tanaman menyerap lebih banyak karbon dioksida. Temuan ini diharapkan bisa mengurangi dampak pemanasan global dan meningkatkan produksi pangan dunia.
Tim dari Universitas Kyoto berhasil menemukan biji-bijian yang mengandung protein yang bisa meningkatkan kemampuan pori-pori daun menghirup CO2 dan melepaskan oksigen, kata Kelapa Riset Ikuko Hara-Nishimura.
Efek lainnya adalah meningkatnya proses fosintesis yang bisa membantu peningkatan produksi pangan dan bahan dasar untuk biofuel.
Para ilmuwan ini melakukan eksperimen pada daun tanaman Arabidopsis yang punya umur hidup hanya dua bulan. Mereka menemukan jumlah pori-pori tanaman itu bertambah setelah mereka menambahkan protein yang diberi nama Stomagen. Jumlah pori itu bertambah empat kali lipat dibanding tanaman yang tidak mendapat perawatan.
Idealnya pertumbuhan pori hanya dua atau tiga kali lipat, bergantung pada fungsi sel lain yang ada di tumbuhan, kata Hara-Nishimura.
Stomagen sangat mudah dibuat tapi memerlukan biaya yang cukup besar, untuk itu tim tengah berusaha agar produksinya bisa lebih murah. Cara lainnya, kata Hara-Nishimura, adalah melakukan rekayasa genetik pada tanaman agar bisa menghasilkan banyak pori-pori daun.

1 komentar: