Senin, 07 Maret 2016

LAPORAN PERJALANAN DINAS KE SUBULUSSALAM



LAPORAN PERJALANAN DINAS



I.
Dasar Tugas                    
:
SPT  No. PT..... /VIII/P3KKPHH-7/2012
SPPD No..... /SPPD/VIII/P3KKPHH-DIPA/2012
SPPD No..... /SPPD/VIII/P3KKPHH-DIPA/2012
SPPD No..... /SPPD/VIII/P3KKPHH-DIPA/2012
II.  
SumberDana                        
:
DIPA BA 29 Tahun 2012 Pusat Penelitian dan Pengembangan Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan Tahun 2012
III.
Judul Kegiatan                   
:
Teknologi Pengolahan dan Pemanfaatan Dryobalanops sp. untuk Peningkatan Nilai Tambah
IIV. 
Pelaksana Perjalanan            
:
1.      Dra. Gusmailina, M.Si
2.      Gunawan Pasaribu, S. Hut.,M.Si.
3.      Erik Dahlan
V.  
Tujuan Perjalanan              
:
Mengumpulan data lapangan dan bahan utama minyak Dryobalanops aromatica dalam rangka kegiatan penelitian  “Teknologi Pengolahan dan Pemanfaatan Dryobalanops sp. untuk Peningkatan Nilai Tambah”
VI. 
Lokasi Kegiatan

:
Subulussalam, Aceh

VII.
Waktu Perjalanan Dinas
:
28 Mei s/d 5 Juni 2012
VIII.
Hasil yang diperoleh          
:


1.        Pada hari kedua dilakukan koordinasi ke instansi Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kota Subulussalam untuk mendapatkan informasi tentang keberadaan tegakan Dryobalanops aromatica di Propinsi Aceh. Tegakan Dryobalanops aromatica terdapat di Cagar Alam Bukit Kapur, Subulussalam.  Sampai saat ini status kawasan “berkapur” ini belum definitif, berbagai kemungkinan status kawasan ini ke depan adalah sebagai Hutan Kota atau Taman Hutan Rakyat.  Disamping itu, Balai Perbenihan Tanaman Hutan (BPTH) Palembang teleh menetapkan kawasan ini sebagai Sumber Benih Teridentifikasi. Hutan di Subulussalam terdapat seluas 40.000 ha meliputi Suaka Margasatwa, Hutan Produksi dan Hutan Lindung.
2.        Hutan Kapur Subulussalam berada pada ketinggian 250-430 mdpl dengan koordinat sbb:
Garis Lintang : 02 36 49,57 LU dan Garis Bujur : 097 05 59,39 BT dengan lokasi Kedabuhan Kec. Penanggalan, Kota Subulussalam.
3.        Pada hari berikutnya dilakukan orientasi ke lapangan untuk memastikan bahwa jenis Dryobalanops yang ada merupakan jenis D.aromatica.  Dari hasil identifikasi awal dan berbagai dukungan literatur, diketahui bahwa jenis kapur di Subulussalam adalah D.aromatica.  Dengan bantuan beberapa orang petani/pemburu minyak/getah kapur, peneliti melakukan penyadapan pada pohon-pohon yang dianggap oleh petani memiliki minyak.  Menurut petani, ciri-ciri pohon yang memiliki minyak/getah adalah batang lurus, kulit kayunya mulus dan diameternya tidak terlalu besar. Walaupun ada ciri-ciri  lainnya yang sulit dijelaskan keilmiahannya.
4.        Kondisi lokasi tegakan D.aromatica berada mulai dari pinggiran jalan raya propinsi (menghubungkan Subulussalam, Aceh dengan Pakpak Barat, SUMUT) dengan kondisi medan yang cukup terjal.  D.aromatica tumbuh berasosiasi dengan berbagai jenis meranti dan kelompok Dipterocarpaceae lainnya.  Tegakannya cukup rapat dengan permudaan yang sangat baik yang terlihat dari banyaknya anakan/semai, tiang dan pancang D.aromatica.
5.        Pohon D.aromatika memiliki kisaran diameter dari 50-120 cm.  Dari beberapa pohon terpilih yang disadap, dihasilkan minyak rata-rata 250 ml per pohon. Untuk keperluan penelitian di laboratorium telah terkumpul sekitar 5 liter minyak dan sejumlah getah.
6.        Dalam hal perdagangan minyak ini, sudah lama tidak ada transaksi karena semakin ketatnya aturan-aturan tentang hutan dan kehutanan.
7.        Demikian laporan perjalanan ini dibuat dengan sebenarnya.


Bogor,  6 Juni 2012
Peneliti,



                                             Dra. Gusmailina, MSi.   



Lampiran. Foto-foto penelitian



 

Foto 1. Diskusi dengan pejabat Disbunhut Subulussalam




















Foto 2. Penyadapan Minyak Dryobalanops aromatica




















Foto 3. Plank lokasi kawasan Bukit Kapur






















Foto 4. Daun, buah dan batang Dryobalanops aromatica

1 komentar: