KAJIAN ASPEK BIOFARMAKA EKSTRAK DAN MINYAK ATSIRI
DAUN Psidium guajava *)
Oleh :
Gusmailina
**) , Sri Komarayati **) & Umi Kulsum ***)
Pusat Litbang Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil
Hutan (PUSTEKOLAH), Badan Litbang Kehutanan,
Jalan Gunung Batu No. 5. Telp/Fax (0251) 8633378; 8633413. Bogor. Email
: gsmlina@gmail.com
RINGKASAN
Psidium
guajava (jambu biji)
adalah salah satu jenis yang termasuk ke dalam Familia Myrtaceae, yang memiliki
khasiat yang sangat menakjubkan, baik itu buah maupun daunnya. Tumbuhan ini tersebar merata di Indonesia
mulai dari perkotaan hingga desa, serta pegunungan hingga hutan. Daun jambu biji memiliki efek yang luar biasa
karena dapat mengatur kadar glukosa
dalam darah. Beberapa studi menunjukkan
bahwa ekstrak daun jambu memiliki efek preventif dan korektif pada hiperglikemia, serta memiliki dampak positif
pada hati, dengan mengurangi jumlah tetesan lipid
yang ditemukan dalam hati. Daun
jambu biji mengandung semacam komponen yang dapat menyerang bakteri phatogen dan
antibacteria, sehingga masyarakat lazim menggunakan sebagai anti diare. Beberapa studi juga melansir bahwa daun jambu
biji yang dicampur dengan herba lain dapat mengobati hipertensi bahkan penyakit stroke. Daun
jambu biji memiliki efek
menguntungkan pada miokardium penderita diabetes, serta komplikasi jantung yang diakibatkan oleh diabetes. Hasil studi juga menunjukkan bahwa ekstrak
daun jambu secara signifikan dapat menurunkan glukosa darah, hemoglobin terglikasi dan tingkat fruktosamin
untuk jangka waktu satu bulan
sehingga disimpulkan bahwa ekstrak daun jambu biji bermanfaat
untuk mencegah komplikasi kardiovaskular pada kasus yang terkait dengan diabetes.
Tulisan ini menyajikan informasi mengenai manfaat ekstrak
daun jambu biji dan minyak atsiri yang disuling dari daun jambu biji varietas
Crystal sekaligus informasi mengenai potensinya dalam aspek biofarmaka. Daun jambu biji diambil dari daerah Bantar Kambing, Kabupaten Bogor. Setelah kering angin daun disuling di
laboratorium HHBK, Pustekolah Bogor. Dari hasil penyulingan diperoleh minyak
yang berwarna kuning ke-emasan, dengan rendemen berkisar antara 0,6, 0,8 dan
1,2% serta mempunyai aroma yang khas.
Kata kunci
: Psidium guajava, daun jambu biji, destilasi, atsiri, potensi biofarmaka
=====================================================================================
*) Disampaikan
sebagai makalah poster pada Seminar Nasional XVII Masyarakat Peneliti Kayu
Indonesia (MAPEKI) 11 November 2014 di Hotel Garuda Plaza, Jalan
Sisingamangaraja 18 Medan, Sumatera Utara. Indonesia.
**) Peneliti pada PUSTEKOLAH (Pusat Litbang
Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan), Badan Litbang Kehutanan,
Kementerian Kehutanan. Jalan Gunung Batu
No. 5. Telp/Fax (0251) 8633378; 8633413. Bogor.
***) Teknisi
Litkayasa pada PUSTEKOLAH (Pusat Litbang Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan
Hasil Hutan), Badan Litbang Kehutanan, Kementerian Kehutanan. Jalan Gunung Batu No. 5. Telp/Fax (0251)
8633378; 8633413. Bogor.
I.
PENDAHULUAN
Psidium guajava
atau lebih dikenal dengan nama jambu biji adalah salah satu
jenis buah yang mudah didapatkan. Termasuk kedalam familia Myrtaceace yang keberadaannya
melimpah terutama di negara tropis macam Indonesia. Tanaman jambu biji ini
bisa dengan mudah tumbuh di mana saja, sehingga tumbuh subur di berbagai tempat
liar tanpa perawatan sekalipun, mulai dari perkotaan, pedesaan hingga tepian
hutan. Rasa buah ini cukup nikmat dan banyak digemari dari berbagai kalangan
dan usia. Konsumsi buah jambu biji akan memberikan seseorang manfaat ganda.
Selain nikmat di lidah, juga memberikan efek sehat bagi tubuh. Tak hanya itu,
sesungguhnya bagian lain tanaman jambu biji juga memiliki beragam khasiat, bagian
tersebut adalah daun jambu biji (DJB). Selama ini DJB banyak yang
memanfaatkannya, hanya dibiarkan yang berujung sebagai limbah. Oleh sebab itu
informasi mengenai manfaat DJB ini perlu disebar luaskan sebab ternyata
manfaatnya sangat luar biasa.
Dalam
beberapa
tahun terakhir, minat dalam penggunaan aromaterapi
semakin meningkat, hal ini karena inti penekanannya terutama pada anti-inflamasi dan sifat antioksidan dari
minyak atsiri yang digunakan (F.Bakkali,S. Averbeck,D. Averbeck and M. Idaomar, 2008 dan B.
Adorjan and G. Buchbauer, 2010). Dijelaskan juga berdasarkan
penggunaan atsiri secara tradisional
Cina dan Ayurvedic,
tumbuhan keluarga Myrtaceae
sudah dikenal sebagai sumber yang kaya akan minyak atsiri berharga seperti minyak cengkeh, minyak pohon teh, minyak kayu putih, dan minyak Eucalyptus. Sebagian besar minyak ini memiliki relevansi obat dalam mengurangi gejala
yang berhubungan dengan infeksi nasofaring infeksi, batuk dan
hidung tersumbat, Tidak terkecuali atsiri DJB Psidium guajava.
Beberapa hasil
penelitian mengemukakan bahwa DJB P.
guajava mengandung berbagai zat aktif diantaranya adalah amritoside, aroma
dendren, avicularin, beta-sitosterol, calcium-oxalat, caryopphyllen-oxide,
catechol-tannins, crataegolic acid, guajiverin, guaijaverin,
guavin-a,b,c,d, guajivolic-acid, nerolidiol, oleanolic-acid, psidiolic-acid,
quercetin, sugar, ursolic-acid, xantophyll, gallocatechin,ellagic-acid, fat,
genticid-acid, hyperocid, leucocyanidine, hyperocide, aslinic-acid. Selanjutnya dijelaskan juga bahwa DJB P. guajava juga mengandung berbagai
senyawa kimia aktif diantaranya saponin, flavonoid, tri terpenoid, minyak
atsiri, tanin, beta sitosterol da senyawa-senyawa lainnya (Duke, 2004).
Berbagai zat yang terdapat dalam DJB seperti flavonoid menurut literature
dapat menghambat enzim aromatase yaitu enzim yang berfungsi
mengkatalis konfersi androgen menjadi estrogen yang akan meningkatkan
konsentrasi testosteron. Tingginya konsentrasi testosterone akan berumpan balik
negative kehipofisis yaitu tidak melepaskan FSH atau LH.
Gambar 1. DJB (Psidium guajava) dari familia Myrtaceae
sebagai sumber Biofarmaka yang potensial
II. PROFILE TUMBUHAN Psidium guajava
Jambu Biji
memiliki nama Latin Psidium guajava,
merupakan tumbuhan yang berasal dari Brazil
dan di sebarkan melalui Negara Thailand. Tumbuhan ini merupakan salah satu anggota
dari familia Myrtaceae, yang memiliki sekitar 70 spesies
yang tersebar di daerah tropis Amerika
dan Asia. Di Indonesia tumbuhan ini juga dikenal dengan
sebutan jambu batu, jambu klutuk, jambu paraweh, dan lain sebagainya. Beberapa
macam/kultivar jambu biji sebagian dikenal sejak lama di Indonesia, sebagian
merupakan introduksi dari negara lain.diantaranya :
Jambu biji kristal Taiwan, Jambu
tanjung barat, Jambu biji getas
merah, Jambu
Australia, Jambu
sukun, Jambu
Bangkok, dan Jambu
kristal (Wikipedia Indonesia). Tumbuhan ini memiliki buah yang
berwarna hijau dengan daging buah berwarna putih atau merah dan berasa
asam-manis, buahnya dikenal mengandung banyak vitamin C.Tumbuhan ini
sudah sangat akrab bagi masyarakat Indonesia namun tidak bagitu banyak
masyarakat yang mengetahui mengenai khasiat dari tumbuhan ini, baik buah maupun
daunnya. Oleh karenanya pada tulisan ini diuraikan secara global tentang
manfaat yang mengagumkan dari tumbuhan ini.
Berdasarkan beberapa
penelitian klinis menunjukkan bahwa DJB
mengandung sejumlah senyawa penting antara lain: Saponin, Flavanoid, Polifenol,
Alkaloid, Karoten, Steroid, Kuinon, Anti-oksidan, Minyak atsiri, Tannin, Senyawa
anti-mutagenic, dan masih banyak lagi lainnya. Terkait sifatnya sebagai
anti-oksidan, beberapa uji medis menemukan fakta bahwa DJB jambu biji putih lokal ternyata memiliki kandungan senyawa
anti-oksidan yang jauh lebih tinggi ketimbang daun jambu biji berwarna merah.
Komponen kimia
DJB terdiri dari 6 % fixed oil dan 0,3 % volatile oil. Kandungan dari minyak atsiri DJB terdiri dari
eugenol dan malic acid. Daun mengandung
8-15 % tannin, buah mengandung 4.1 % sampai 4,35% glycogen, 1,6% sampai 3,4 %
saccharosa. Akar tumbuhan jambu biji juga kaya dengan tannin (Basim
A., dkk., 1994). Secara ilmiah klassifikasi tumbuhan ini dapat dilihat
sebagai berikut :
Kingdom
|
:
|
Plantae
|
Order
|
:
|
Myrtales
|
Family
|
:
|
Myrtaceae
|
Subfamily
|
:
|
Myrtoideae
|
Genus
|
:
|
Psidium
|
Species
|
:
|
guajava
|
Binomial name
|
:
|
III.
MINYAK ATSIRI DAUN Psidium guajava
(MINYAK GUAVA)
Minyak
atsiri daun P. guajava diperoleh
dengan cara menyuling daun atau destilasi uap.
Daun jambu biji yang disuling adalah varietas Crystal
yang diambil dari perkebunan jambu biji Crystal di Bantar Kambing, Bogor. Sebelum disuling daun dikering anginkan
terlebih dahulu hingga diperkirakan mengandung kadar air 13-15 persen. Selanjutnya disuling selama 7 jam di
laboratorium HHBK, Pustekolah Bogor. Minyak atsiri yang diperoleh berwarna
kuning keemasan bening dengan aroma yang khas dan nyaman. Rendemen minyak
yang diperoleh berkisar antara 0,8 hingga 1,2 %. Menurut Astika, dkk., (1986). Minyak atsiri DJB memiliki
nilai indeks bias 1,497; rotasi optik +0,5 dan berat jenis 0,9054 yang
masing-masing diukur pada suhu 20oC, 28oC, dan 30oC.
Di pasar internasional, minyak atsiri
DJB dikenal juga dengan sebutan
Minyak Guava, mempunyai sifat gastrointestinal
dan antispasmodic, yang umumnya digunakan pada saat komplikasi
pada penderita diare akut dan kronis,
peradangan, kondisi jamur, serta menghilangkan rasa sakit. Minyak
Guava ini sangat berguna selama musim dingin dan musim flu. Aromanya
yang kompleks, berbau yg berhubung dengan hutan dan eksotis dengan sedikit almond
dapat meredakan dan membuat nyaman penderita.
Menurut Van Wyk and M. Wink ( 2004) dan El-Ahmady et.al., (2007) Sebagian besar minyak ini
memiliki relevansi obat dalam mengurangi gejala yang berhubungan dengan infeksi
nasofaring, batuk dan hidung tersumbat. Untuk mengetahui kandungan kimia minyak atsiri umumnya
dilakukan dengan menggunakan GC
(analisis kuantitatif) dan GC-MS (analisis
kualitatif). Identifikasi komponen utama
dilakukan dengan perbandingan dari kedua waktu retensi GC dan data MS terhadap standar acuan (dengan sumber diketahui) seperti
yang dilaporkan sebelumnya oleh Lahlou et al., (2001), dan Lahlou dan Berrada
(2003).
Komponen
minyak atsiri DJB dianalisis dengan GC - MS secara kualitatif dan kuantitatif .
Daunnya mengandung minyak tetap dan minyak atsiri . Daun P. guajava mengandung minyak esensial yang kaya cineol, tanin,
triterpen, flavonoid, resin, tanin, eugenol, asam mallic, lemak, selulosa, klorofil,
garam mineral dan sejumlah zat tetap lainnya ( Olajide et al., 1999; Burkill, 1997; Nadkarni dan Nadkarni, 1999) . Minyak
esensial dengan komponen utama yang menjadi α - pinene , β - pinene , limonene
, mentol , terpenyl asetat , isopropil alkohol , longicyclene , The volatil
utama β - caryophyllene , ( E ) - nerolidol ( Ogunwande et al . , 2003) , β - bisabolene , caryophyllene oksida , β -
copanene , farnesene , humulene , selinene , cardinene , curcumene ( Zhang et
al . , 1994) , α - selinene , capaene , [ 1AR - ( 1a α - , 4a α - , 7 - α , 7a
β - , α - 7b ) ] - . decahydro - 1 ,1,7 - trimetil - 4 - metilen - 1H - cycloprop
[ e ] azulene , eucalyptol (Li et al
, 1999) , α - caryophyllene dan δ - selinene ( Sagrero - Nieves et al., 1994) . Sampel minyak daun
dibuat dari ekstrak pelarut menemukan mentol dan R - terpenyl asetat bersama
dengan etanol dan propanol (Osman et al.,
1975) Studi awal volatile daun diperiksa konsentrasi terpene dalam minyak guava
untuk tujuan chemotaxonomy (Smith dan Siwatibau, 1975). Fraksi Atsiri kaya akan
senyawa seskuiterpen. Lima puluh tujuh komponen termasuk 27 terpen (atau
seskuiterpen) bersama dengan 14 alkohol dan ester 4 diidentifikasi diperoleh
dari destilasi air dari daun guava (Pino et
al., 2001a ) dan empat puluh dua konstituen termasuk 29 terpen hidrokarbon
yang diamati di udara - kering dan uap suling minyak daun jambu dari Nigeria (Ogunwande
et al., 2003). Di antara terpene
limonene , β - caryophyllene . γ - bisabolene dan zingiberene nerolidiol , β -
sitosterol , ursolat , crategolic , asam guayavolic , guajavolide dan asam
guavenoic bersama dengan asam triterpen oleanolic diisolasi dari daun Psidium guajava L. (Pino et al , 2001a ; . Iwu 1993 ; Begum et al , 2002) . .
Laporan
terbaru yang mengkonfirmasikan adanya β - caryophyllene , α - pinene dan 1,8 -
cineole sebagai senyawa utama penting dalam minyak DJB (Chen dan Yen , 2007; .
Ogunwande et al, 2003) . Selain itu,
minyak esensial yang kaya cineol dan empat asam triterpenic serta tiga
flavonoid ; quercetin , yang 3 - L - 4-4 - arabinofuranoside (avicularin) dan
3- L - 4 - pyranoside dengan aksi antibakteri yang kuat ( Bep , 1986) . Kami
diidentifikasi flavanone - 2 2 - ena , prenol , dihidro benzophenanrhridine dan
cryptonine . Keempat senyawa baru yang pertama kali diidentifikasi dari minyak
esensial DJB (Joseph dan Priya , 2010). Laporan baru-baru ini diidentifikasi
volatil senyawa baru yaitu sulfur , dimetil disulfida , dimetil trisulfide ,
benzothiazole , 3 - mercaptohexanol dan 3 - mercaptohexyl asetat . Dua senyawa
ini sebelumnya belum pernah dilaporkan sebagai terjadi pada jambu (3 - merkapto
- hexanol dan 3 - mercaptohexyl asetat) . Senyawa ini memiliki bau cassis -suka
dan dianggap memberikan kontribusi penting terhadap bau jambu biji (Clery dan
Hammond , 1998) Lebih lanjut dikemukakan bahwa studi lain menunjukkan bahwa
volatil oil dari steam destilasi DJB yang masih muda menghasilkan rendemen 0,62
%.
Efek
Farmasi Minyak Atsiri Guava Sebagai Antimikroba
Mekanisme bagaimana minyak atsiri sebagai
antimikroba yang kemudian dapat menghambat aktivitas mikroorganisme melibatkan
berbagai modus tindakan dan sebagian mungkin karena hidrofobik. Beberapa
skrining antimikroba telah dilakukan secara selektif oleh peneliti yang berbeda
dalam minyak atsiri guava. Sacchetti et
al. (2005) melaporkan bahwa minyak atsiri guava menunjukkan resistensi yang
kuat terhadap Yarrowia lipolytica (ragi
patogen) . Efek antimikroba dari minyak guava diuji terhadap strain Staphylococcus aureus , Salmonella dan Escherichia coli yang diisolasi dari udang Seabob Xiphopenaeus
kroyeri. Ekstrak minyak guava menunjukkan aktivitas penghambatan terhadap S. aureus dan Salmonella sps. (Goncalves et
al , 2008; Joseph et al , 2010),
konsentrasi yang lebih tinggi dari senyawa kimia aktif dalam minyak guava
menjelaskan tindakan penghambatan yang lebih kuat (Jaiarj et al, 1999; Neto et al ,
1994). Baru-baru ini, dilaporkan minyak atsiri guava menunjukkan efek
penghambatan terhadap Bacillus cereus,
Enterobactor aerogenes, dan Pseudomonas fluorescens (Joseph et al., 2010). Kandungan utama minyak
atsiri Guava terdiri dari monoterpen, 1,8 - cineol, ρ - Cimen dan asetat α –
terpenil, sehingga Joseph et al., (2010) mengemukakan bahwa komposisi yang kompleks
dari minyak atsiri guava merupakan sumberdaya dan potensi farmakologis yang
besar untuk pengembangan obat baru. Terkait
dengan sifat farmakologis dari minyak atsiri guava tidak dipungkiri memiliki
harga yang cukup mahal di pasar internasional yaitu sekitar Rp 200.000 per 5
ml.
IV.
EKSTRAK DAUN Psidium guajava
Sebuah
studi
dari Southern Yangtze
University di China mempelajari tingkat antioksidan dalam DJB, Ekstrak daun
jambu biji telah ditemukan
mengandung berbagai senyawa
fenolik yang dapat bertindak
sebagai antioksidan. Hasil analisis
menunjukkan bahwa DJB mengandung sejumlah
besar senyawa fenolik alami yang
dikenal untuk bertindak sebagai antioksidan:
asam tanat, asam procatechuic,
anid caffeic, asam
ferulic, trihidrat rutin, dan quercetin
dehidrasi. Disimpulkan bahwa
ekstrak DJB menunjukkan aktivitas
antioksidan potensial dan ternyata
mengkonsumsi ekstrak DJB baik
untuk kesehatan (Chen and Yen, 2007).
Ekstrak DJB
memiliki anticestodal (Tangpu dan Yadav, 2006), analgesik, sifat anti -
inflamasi (Ojewole , 2006) , antimikroba (Roy et al., 2006) hepatoprotektif (Chen et al., 2006) dan aktivitas antioksidan (Nair dan Chanda, 2007).
Selain itu, ekstrak daun digunakan dalam banyak sediaan farmasi sebagai obat
penenang pada penderita batuk. Ekstrak mengandung flavonoid, terutama kuersetin
derivatif, yang dihidrolisis dalam tubuh untuk memberikan quercetin aglikon
yang bertanggung jawab untuk aktivitas spasmolitik daun ( Morales et al., 1994). Quercetin memiliki
beberapa tindakan farmakologis; menghambat gerakan usus , mengurangi
permeabilitas kapiler dalam rongga perut (Zhang et al, 2003) dan memiliki sifat antioksidan tergantung dosis
(Nakamura et al, 2000), aktivitas
anti - inflamasi (Havsteen, 1983; Middleton dan Drzewieki, 1984, 1985; Amella et al, 1985; Pearce et al, 1984; Busse et al,
1984; Yoshimoto et al., (1983),
aktivitas antivirus dan antitumor (Murray dan Pizzorno, 1999; Mucsi dan Pragai,
1985; Kaul et al, 1985; Farkas et al, 1982; Guttner et
al, 1982; Kaneuchi et al, 2003). Banyak
penelitian yang dilakukan oleh para ahli ditujukan terutama pada aspek
fitokimia dan bioaktivitas minyak atsiri dari Psidium guajava L. sebagai potensi agen biologis dan farmakologis. Sehingga
diharapkan memberikan informasi perspektif baru tentang potensi penggunaan
minyak atsiri DJB.
V. TEH DAUN
GUAVA
DJB belum terbukti memiliki toksisitas apapun sehingga mengkonsumsi teh DJB sangat baik. Cara membuat teh
DJB yang biasa digunakan yaitu dengan merebus atau mendidihkan air lalu
masukkan DJB biarkan selama 10-20 menit dengan api yang tidak terlalu besar. Selanjutnya bisa dikonsumsi. Cara lain yang dapat dilakukan juga adalah
dengan cara mengeringkan DJB terlebih dahulu secara higienis, kemudian diseduh
dengan air panas lalu siap diminum.
Secara laboratoris teh DJB juga dapat dibuat melalui ekstrak daun,
kemudian diseduh dengan air hangat hingga semua ekstrak larut, lalu siap
dikonsumsi.
ASPEK
BIOFARMAKA
Secara
umum berbagai sumber di Indonesia menyebutkan tentang beberapa khasiat DJB
antara lain :
1.
Sebagai deodorant
alami. Daun jambu dapat mengusir bau badan sesegera mungkin. Dengan cara melumatkan DJB
lalu oleskan pada ketiak. Bau badan akan hilang seketika. Hal ini telah dilakukan
oleh nenek moyang kita sejak dahulu kala, juga telah dibuktikan secara medis.
2.
Mengobati
penyakit diare. Dengan cara merebus daun sebanyak 30 gram dan tambahkan dengan
tepung kurang lebih segenggam tangan Anda. Rebus dengan air sebanyak 1 sampai 2
gelas dan minum air rebusannya di pagi dan sore hari. Jika ingin lebih praktis,
bisa langsung mengunyah daun jambu biji muda bersama sedikit garam dan langsung
telan. Obat ini secara alami akan membantu mengusir diare Anda.
3.
Mengobati
penyakit sariawan, 1 genggam DJB direbus bersama air sebanyak 1 liter dan
tambahkan juga kulit batang jambu sebantak 1 jari anda. Minum air rebusannya
secara teratur dua kali dalam sehari.
4. Mengobati Luka dan Borok. Untuk menanggulangi kedua hal
ini, cukup lumatkan DJB dengan cara dikunyah. Lalu tempelkan pada kulit yang
luka.
5. Mengobati Ambeien.
Dengan cara menghaluaskan beberapa helai DJB muda tambah dengan pisang batu. kemudian
airnya diambil dan diminum setiap harinya hingga penyakit sembuh.
6. Mengusir kembung. Rebus DJB dengan 2 gelas air. Tambahkan ½
jari kulit dari pulosari dan adas sebanyak 5 butir. Rebus sampai airnya susut
menjadi 1 gelas. Minum teratur setiap hari 1 cangkir hingga sembuh.
DAFTAR PUSTAKA
Astika, D.; Soetarto M; Asep G. S.;
Sudana A. 1986. Pemeriksaan Minyak
Atsiri dan Asam Fenolat dari Daun Jambu Biji (Psidium guajava Linn.,
Myrtaceae). Sekolah
Farmasi ITB http://bahan-alam.fa.itb.ac.id
B.-E. Van Wyk and M. Wink, Medicinal Plants of the World. 2004. An Illustrated Scientific Guide to Important
Medicinal Plants and Their Uses. Timber Press, Portland (2004).
B. Adorjan and G. Buchbauer. 2010. Biological
properties of essential oils: An updated review. Flavour
Fragr. J., 25, 407–426 (2010).
Basim Alsaafeen, N Ato; C. Calimlim; O.
Favor; R. M. Fortuno; R Ordonez; S.
Santiano; C. Tecson; C. Venzon.
1994. Volatile Oil From Guava
Leaves (Psidium guajava Linn. ) its Antibacterial Property. PSJ. Juli Desember.
Chen and Yen. 2007. Antioxidant activity and free
radical-scavenging capacity of extracts from guava (Psidium guajava L.) leaves,” Food
Chemistry 101 (2007) 686-694.
F. Bakkali, S. Averbeck, D. Averbeck and M.
Idaomar. 2008. Biological effects of essential oils – A review. Food Chem. Toxicol., 46, 446–475
(2008).
H.-Y. Chen and G.-C. Yen. 2007. Antioxidant activity and free radical-scavenging capacity
of extracts from guava (Psidium guajava
L.) leaves. Food Chem., 101, 686–694
(2007).
H.-C. Chen, M.-J. Sheu, L.-Y. Lin and C.-M.
Wu. 2007. Chemical
composition of the leaf essential oil of Psidium
guajava L. from Taiwan. J. Essent. Oil
Res., 19,
345–347
(2007).
J.D. da Silva, A.I.R. Luz, M.H.L. da Silva,
E.H.A. Andrade, M.G.B. Zoghbi and J.G.S. Maia.
2003. Essential
oils of the leaves and stems of four Psidium
spp. Flavour Fragr. J., 18, 240–243 (2003).
P. Jaiarj, P. Khoohaswan, Y. Wongkrajang,
P. Peungvicha, P. Suriyawong, M.L. Saraya and O. Ruangsomboon. 1999. Anticough and antimicrobial activities of Psidium guajava Linn. leaf extract. J. Ethnopharmacol., 67, 203–212
(1999).
S.A. El-Ahmady, N.A. Ayoub, A.N.B. Singab, M.M. Al-Azizi and K.-H.
Kubeczka. 2007. Chemical composition and antimicrobial activity of the
essential oils from Eucalyptus cinerea,
Callistemon viminalis and Calothamnus quadrifidus (Myrtaceae). Nat.
Prod.: Indian J., 3,
23–29
Sherweit H. El-Ahmadya, Mohamed L.
Ashoura,B and Michael Winkb. 2013. Chemical
composition and anti-inflammatory
activity of the essential oils of Psidium guajava
fruits and leaves. The
Journal of Essential Oil Research,
2013.
http://dx.doi.org/10.1080/10412905.2013.796498.
W.K. Oh, C.H. Lee, M.S. Lee, E.Y. Bae, C.B.
Sohn, H. Oh, B.Y. Kim and J.S. Ahn.
2005. Antidiabetic effects of
extracts from Psidium guajava. J.
Ethnopharmacol., 96, 411–415 (2005).
W. Nantitanon and S. Okonogi. 2012. Comparison
of antioxidant activity of compounds isolated from guava leaves and a stability
study of the most active compound. Drug
Discov. Ther., 6,
38–43
(2012).
ayam tarung
BalasHapus