LAPORAN PERJALANAN DINAS
I.
|
Dasar Tugas
|
:
|
SPT No. PT..... /VIII/P3KKPHH-7/2012
SPPD
No..... /SPPD/VIII/P3KKPHH-DIPA/2012
|
II.
|
SumberDana
|
:
|
DIPA BA 29 Tahun 2012
Pusat Penelitian dan Pengembangan Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil
Hutan Tahun 2012
|
III.
|
Judul Kegiatan
|
:
|
Teknologi Pengolahan dan
Pemanfaatan Dryobalanops sp. untuk
Peningkatan Nilai Tambah
|
IIV.
|
Pelaksana Perjalanan
|
:
|
1. Dra.
Gusmailina, M.Si
2. Dra. Sri Komarayati
|
V.
|
Tujuan Perjalanan
|
:
|
Pelaksanaan pengumpulan
data, eksplorasi dan pengambilan bahan penelitian getah/minyak Dryobalanops
dalam rangka kegiatan penelitian
“Teknologi Pengolahan dan Pemanfaatan Dryobalanops sp. untuk Peningkatan Nilai Tambah”
|
VI.
|
Lokasi Kegiatan
|
:
|
Singkil,
Aceh
|
VII.
|
Waktu Perjalanan Dinas
|
:
|
2
April s/d 7 April 2014
|
VIII.
|
Hasil yang diperoleh
|
:
|
|
1.
Perjalanan menuju Singkil
dari Medan membutuhkan waktu 8 jam perjalanan darat. Penginapan ditetapkan di Hotel Indah Sari
yang berlokasi di Rimo, Kabupaten Singkil.
Rimo terletak sekitar 45 menit dari kota Singkil. Penetapan Hotel Indah
Sari di Rimo sebagai penginapan berdasarkan atas keraguan informasi bahwa tidak
ada hotel di kota Singkil, selain itu juga kemudahan atas hubungan dengan pengumpul minyak dan
kristal kapur yang bertempat di Rimo, Singkil.
2.
Pada hari kedua dilakukan
koordinasi ke instansi Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Singkil, Aceh
untuk mendapatkan informasi tentang keberadaan tegakan Dryobalanops aromatica. Tegakan Dryobalanops
aromatica terdapat di hutan alam hutan produksi kabupaten Singkil. Namun
keberadaan hutan ini tidak seluas hutan Alam Bukit Kapur di Subulussalam, karena
luasan hutan hanya sekitar 18.000 an hektar saja. Kebanyakan hutan di Singkil didominasi oleh
hutan Rawa.
2. Kabupaten Singkil terletak pada 20.02 -30.0
Lintang Utara dan 970.04 -980.12
Bujur
Timur. sebelah Utara berbatasan dengan kabupaten Aceh Tenggara, sebelah Selatan
dengan Lautan Hindia dan kabupaten Nias, Sebelah Timur dengan kabupaten
Dairi/Tapanuli Tengah, sebelah Barat dengan kecamatan Trumon.
3. Kabupaten Singkil memiliki 9 kecamatan
antara lain : 1. Kecamatan Danau Paris,
2. Kecamatan Gunung Meriah, 3. Kecamatan Kota Baharu, 4. Kecamatan Pulau Banyak,
Kecamatan Simpang Kanan, 6. Kecamatan Singkil, 7. Kecamatan
Singkil Utara, 8. Kecamatan Singkohor, dan 9. Kecamatan
Suro Baru.
4.
Potensi sumber daya alam Kabupaten Singkil antara lain : Kehutanan berupa Hutan Produksi seluas 18.000
an hektar; Perkebunan berupa kelapa
sawit seluas 150.000 an hektar, kelapa
seluas 44.000 an hektar, dan karet seluas 18.140 ha; Pertanian sekitar 250.000 an hektar berupa
pertanian teknis, semi teknis dan non teknis;
dan Perikanan berupa perikanan darat dan perikanan laut sekitar 780.00
an hektar.
5.
Menurut
informasi Kabid Pembinaan dan Perlindungan Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Kabupaten Singkil, nilai keanekaragaman hayati yang ada di Rawa Singkil cukup
tinggi. Hutan Rawa Singkil memiliki kekayaan flora yang bernilai biologis dan
ekonomis tinggi. Data Dinas Kehutanan kabupaten Aceh Singkil tahun 2004 (belum
ada data terbaru) menunjukkan bahwa jenis Kayu Meranti, damar laut/semantok,
Kapur, Keruwing, Lesi-lesi/Medang adalah jenis-jenis kayu yang bernilai
ekonomis tinggi dan sebagian besar kayu-kayu ini berasal dari hutan di sekitar
Rawa singkil. Selain itu Hutan Rawa ini juga kaya akan jenis-jenis pohon
bernilai ekonomi tinggi seperti Alstonia
pneumatophora, Campnosperma macrophylla, Dyera lowii, Pentapadon motleyi,
Elaeocarpus littoralis, Palaquium leicarpum, Shorea balangeran, Lophopethalum
multinervium,dan lain-lain. Namun untuk mencapai lokasi tegakan sangat
sulit karena akan menempuh daerah yang sulit untuk dilalui, sehingga data ini
diperoleh hanya berdasarkan informasi dari pejabat di Dinas Perkebunan dan
kehutanan setempat.
6.
Hutan
Rawa Singkil merupakan sebuah mosaik jenis vegetasi yang beragam. Memiliki
kubah gambut dengan ketebalan yang bervariasi, tanggul dan lembah, pantai
bergelombang dan padang
yang lembab, dataran berlumpur, serta dasar laut yang berteras-teras. Vegetasi
tumbuhan yang ada di hutan rawa Singkil merefleksikan bentuk hutan air tawar, hutan rawa gambut,
hutan rawa, hutan bakau dan hutan aliran sungai. Kalau dilihat tipe vegetasinya,
Rawa Singkil dapat dibedakan menjadi beberapa tipe ekosistem yaitu ekosistem
pantai, ekosistem hutan rawa, ekosistem sungai dan ekosistem buatan. Tipe ekosistem ini dapat dijumpai sepanjang
sungai utama yang melintasi kawasan ini, yaitu Sungai Alas dan sungai-sungai
kecil yang berhulu di sungai ini. Hutan rawa Singkil memiliki fungsi yang
penting tidak hanya bagi masyarakat yang bermukim di sekitarnya namun juga bagi
masyarakat Aceh Singkil pada umumnya. Beberapa jenis tumbuhan kayu dengan nilai
ekonomi tinggi yang dapat ditemukan dalam ekosistem hutan rawa di kawasan Rawa
Singkil seperti kayu meranti, kayu kapur, keruing, damar laut, dan medang.
Masyarakat lokal memanfaatkan hutan rawa untuk berbagai keperluan, kayunya
untuk membuat perahu, rumah dan kayu bakar, sebagai sumber tanaman obat dan
lain-lain. Selain itu kelapa
sawit yang telah lebih dahulu mendominasi sebagai tanaman perkebunan rakyat
ataupun perkebunan perusahaan telah memberikan sumbangan terbesar bagi
pendapatan masyarakat.
7.
Bahan penelitian diperoleh
dari pengumpul yaitu Bapak Haji Hasyim.
Bp Haji Hasyim sudah sejak lama melakukan usaha pengumpulan komoditi
hasil hutan bukan kayu seperti gaharu, damar, kristal kapur dan minyak kapur
yang berpusat di Rimo, Singkil. Semua
komoditi diperoleh dari perorangan baik warga Singkil, Rimo, bahkan
terkadang juga dari Subulussalam serta
daerah lainnya. Menurut informasi
kristal dan minyak kapur diambil dari hutan alam yang terdapat di Kabupaten
Singkil masih dengan cara penebangan, walaupun secara selektif (pencari minyak
dan kristal kapur mempunyai feeling/firasat suatu pohon sudah mengandung minyak
atau kristal). Bapak Haji Hasyim
menjelaskan bahwa persediaan stok dari komoditi yang diusahakan terutama minyak
dan kristal kapur tidak bisa dipastikan waktu atau musimnya, tergantung dari
kemauan dan keinginan masyarakat pencari minyak dan kristal kapur.
8.
Umumnya komoditi yang
diperdagangkan oleh Bapak Haji Hasyim terutama minyak dan kristal kapur (Dryobalanops aromatica) biasanya si
pembeli datang. Umumnya pembeli datang
dari Medan dan Jakarta, namun terkadang Bapak Haji Hasyim yang mendatangi
pembeli ke Medan bahkan ke Jakarta.
Terkadang juga diekspor sendiri ke China.
9.
Kristal kapur yang diperoleh
terdiri dari tiga kualitas dengan harga yang cukup tinggi. Yang membedakan antara kualitas adalah ukuran
kristalnya. Kualitas satu kristalnya
paling besar, dan kecil untuk kualitas dua, dan kualitas tiga terlihat seperti
bubuk yang tercampur dengan serbuk kayu (lihat gambar), namun mempunyai aroma
yang sama.
Gambar 1. Minyak
kapur (Dryobalanops aromatica) dan
Haji Hasyim satu-satunya pengumpul dan pedagang komoditi hasil hutan bukan kayu
terutama minyak dan kristal kapur (Dryobalanops
aromatica) yang berdomisili di Rimo, Singkil (Aceh)
Gambar 2. Kristal
kapur (Dryobalanops aromatica)
kualitas 1
Gambar 3. Kristal
kapur (Dryobalanops aromatica)
kualitas 2
Gambar 4. Kristal
kapur (Dryobalanops aromatica)
kualitas 3
9. Demikian laporan perjalanan ini dibuat
dengan sebenarnya.
Bogor, 10 April 2014
Pelapor,
Dra.
Gusmailina, MSi.
Klik dulu baru bisa rasakan ayam bangkok
BalasHapus