Selasa, 08 Maret 2016

LIMBAH BIOMASSA UNTUK INDUSTRI BIOCHAR SEBAGAI PELUANG PENINGKATAN KUALITAS LAHAN DAN PENDAPATAN MASYARAKAT



LIMBAH BIOMASSA UNTUK INDUSTRI BIOCHAR SEBAGAI PELUANG PENINGKATAN KUALITAS LAHAN DAN PENDAPATAN MASYARAKAT


Gusmailina & Sri Komarayati
Email : gsmlina@gmail.com


RINGKASAN


Dalam kegiatan industri kehutanan maupun agribisnis mencakup pertanian dan perkebunan selalu menyisakan limbah yang belum termanfaatkan secara optimal. Limbah biomassa ini dianggap tidak mempunyai nilai ekonomi sehingga dibuang sebagai sampah yang akhirnya akan mengotori dan mencemari lingkungan.  Di sektor kehutanan potensi bahan baku kayu yang belum dimanfaatkan secara optimal sekitar 29,70 juta m3/tahun untuk limbah pemanenan hutan, 2,03 juta m3/tahun untuk industri pengolahan kayu termasuk 0,78 juta m3 serbuk gergaji kayu dan 27,32 juta m3/tahun untuk limbah sektor pertanian.

Biochar merupakan hasil dari proses karbonisasi yang akhir-akhir ini sering dibicarakan karena perannya sangat besar dalam membangun kesuburan lahan dan mitigasi emisi. Apalagi sejak ditemukannya tanah hitam di lembah Amazon yang terkenal dengan Terra Petra.  Bahkan di beberapa Negara biochar selain untuk membangun kesuburan lahan, juga merupakan solusi dalam mengentaskan kemiskinan dan kesehatan masyarakat, yang berdampak terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat. Aplikasi biochar ke tanah meningkatkan ketersediaan kation utama dan fosfor, total nitrogen, dan kapasitas tukar kation tanah. Ketersediaan hara yang cukup bagi tanaman merupakan dampak dari bertambahnya nutrisi secara langsung dari biochar dan eningkatnya retensi hara, di samping perubahan dinamika mikroba tanah. Keuntungan jangka panjang dari aplikasi biochar bagi ketersediaan hara tanaman berhubungan dengan stabilisasi karbon organik yang lebih tinggi dibanding bahan organik yang biasa digunakan dalam budi daya tanaman. Sebagai deposit karbon di tanah biochar bekerja dengan cara mengikat dan menyimpan CO2 dari udara untuk mencegahnya terlepas ke atmosfir. Kandungan karbon yang terikat dalam tanah jumlahnya besar dan tersimpan hingga waktu yang lama, diperkirakan ratusan hingga ribuan tahun. Para  ilmuwan menyatakan bahwa untuk area 250 ha mampu mengikat 1900 ton CO2 dalam setahun.

Pusat Litbang keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan (Pustekolah), telah melakukan sosialisasi Produksi biochar/arang secara terpadu sejak tiga belas tahun terakhir.  Teknologi ini sangat ramah lingkungan yang menghasilkan biochar dan turunannya berupa biochar, briket arang untuk energi, arang aktif, arang kompos bioaktif (Arkoba), pupuk organik mikoriza (POM) dan asap cair.  Asap cair merupakan cairan asap hasil samping dari pembuatan arang.  Produk ini juga mengandung carbon yang tinggi yang banyak manfaatnya bagi kehidupan manusia sehari-hari.  Asap cair dapat dijadikan sebagai pengganti bahan pengawet formalin yang dilarang penggunaannya karena berbahaya bagi kesehatan manusia dan makhluk hidup lainnya.   Penggunaan bahan pengawet makanan yang berbahaya sangatlah memprihatinkan dan ini menjadi perhatian yang serius dari pemerintah sehingga upaya untuk melindungi konsumen selalu diperhatikan, namun hal ini belum diikuti dengan tersedianya bahan pengawet makanan yang diharapkan. Oleh sebab itu penggunaan asap cair sebagai pengawet makanan yang tidak berbahaya bagi manusia sangat diharapkan dan potensial sekali untuk dikembangkan lebih lanjut.  Asap cair ini juga dapat digunakan sebagai bahan pengganti asam kimia sebagai koagulan karet dengan hasil yang baik serta dengan waktu yang lebih cepat dari pada menggunakan bahan kimia yang mahal.
Pemanfaatan berbagai jenis limbah biomasa menjadi biochar sangat mudah dan murah diterapkan oleh masyarakat.  Usaha ini dapat dijadikan sebagai usaha pokok maupun usaha sampingan yang akan memberi keuntungan ganda bagi pelaku.  Kendalanya masih banyak masyarakat yang belum mengetahui tentang manfaat dari biochar, sehingga pengembangannya sangat terbatas.  Oleh sebab itu melalui makalah ini diharapkan sosialisasi industri biochar secara rumahan ini dapat diserap oleh masyarakat.

Kata Kunci : limbah biomassa, pemanfaatan, biochar, industri, kualitas lahan, pendapatan masyarakat

===============================================================================

* )  Disampaikan sebagai makalah poster pada Seminar Nasional Teknologi Industri Hijau tgl 21 May 2014. di Semarang. Jateng.
**)    staf Peneliti pada Puslitbang Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan (Pustekolah), Badan Litbang Kehutanan. Bogor.

1 komentar: